Minggu, 03 Januari 2016

KRISIS AIR BERSIH



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.
Disamping bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebab berkurangnya sumber air bersih. Abrasi pantai menyebabkan rembesan air laut ke daratan, yang pada akhirnya akan mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah permukaan tanah. Pembuangan sampah yang sembarang di sungai juga menyebabkan air sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan. Di Indonesia sendiri diperkirakan, 60 persen sungainya, terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Pembabatan hutan dan penebangan pohon yang mengurangi daya resap tanah terhadap air turut serta pula dalam menambah berkurangnya asupan air bersih ini. Berkaitan dengan krisis air ini, diramalkan 2025 nanti hampir dua pertiga penduduk dunia akan tinggal di daerah-daerah yang mengalami kekurangan air. Ramalan itu dilansir World Water Assesment Programme (WWAP), bentukan United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco). Lembaga itu menegaskan bahwa krisis air didunia akan memberi dampak yang mengenaskan. Tidak hanya membangkitkan epidemi penyakit yang merenggut nyawa, tapi juga akan mengakibatkan bencana kelaparan.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa Manfaat Air Bagi Kehiduan Manusia?
2.      Bagaimana Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia?
3.      Apa Penyebab Terjadinya Krisis Air Bersih di Indonesia?
4.      Bagaimana Dampak Yang ditimbulkan Akibat Krisis Air Bersih di Indonesia?
5.      Bagaimana Pencegahan dan Penanggulangan Krisis Air Bersih di Indonesia?

1.3    Tujuan Makalah

1.      Mengetahui Manfaat Air Bagi Kehiduan Manusia.
2.      Mengetahui Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia.
3.      Mengetahui Penyebab Terjadinya Krisis Air Bersih di Indonesia.
4.      Mengetahui Dampak Yang ditimbulkan Akibat Krisis Air Bersih di Indonesia.
5.      Mengetahui Pencegahan dan Penanggulangan Krisis Air Bersih di Indonesia.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manfaat Air Bagi Kehiduan Manusia
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan di­sebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana.
Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh ma­nusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%.
Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk ke­perluan minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa bahan buangan industri.
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata- rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.Berikut adalah manfaat sumber daya air sebagai pendukung kehidupan :
1.        Sumber bahan pangan. Manusia dan hewan dapat memperoleh sumber makanan dari perairan, seperti berbagai jenis ikan, rumput laut, kepiting, udang, kereang dan lainnya.
2.        Prasarana lalulintas air antar pulau atau antarbenua. Wilayah yang didominasi oleh perairan sangat bergantung pada lalulintas air, seperti adanya sungai atau laut  inilah hubungan antar wilayah dapat erjalin.
3.        Fungsi energi seperti pembangkit tenaga. Pergerakan air pasang dan surut dapat menghasilkan energi listrik. Selain itu, arus laut dapat dimanfaatkan ebagai energi pendorong perahu secara alami.
4.        Fungsi rekreasi. Kondisi pantai, danau, dan lau yang indah dan bersih difungsikan sebagai objek wisata.
5.        Fungsi pengaturan iklim. Perbedaan sifat fisik air laut dan daeratan dapat memengaruh gereakan udara (angin). Hal ini selanjutnya memanaskan perairan dan mengakibatkan penguapan kemudian turun sebagai hujan.
6.        Sebagai tempat usaha perikanan. Manusia memanfaatkan perairan sebagai usaha perikanan, seperti tambank udang, pengembangbiakan kerang mutiara dan sejenisnya.
7.        Sumber mineral, seperti garam, kalium karbonat, dan sejenisnya
8.        Sumber bahan tambang, seperti minyak bumi, timah, gas alam, dan sejenisnya
Dengan ke 8 manfaat sumber daya air ini kita dapat memaksimalkan sumber daya air yang ada dan tentunya tetap menjaga dan melestarikannya untuk kebutuhan sekrang dan masa yang akan datang.
2.2    Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia
Di Indonesia, dengan jumlah penduduk mencapai lebih 200 juta, kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus naik hingga 15-35 persen per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih cenderung melambat (berkurang) akibat kerusakan alam dan pencemaran.
Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih. Penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20 persen dari total penduduk Indonesia. Itupun yang dominan adalah akses untuk perkotaaan. Artinya masih ada 82 persen rakyat Indonesia terpaksa mempergunakan air yang tak layak secara kesehatan.
·         Contoh Kasus Krisis Air Bersih di Perkotaan
Pertengahan Februari 2007, warga di kawasan Jakarta Utara mengeluhkan kenaikan harga air yang gila-gilaan. Seperti dilaporkan sejumlah media, harga air bersih di sebagian wilayah Jakarta Utara naik sampai lima kali lipat dari harga sebelumnya. “Dulu harga per gerobak (isi 6 jeriken) hanya 10 ribu. Sekarang naik jadi 50 ribu,” ujar Sukirman, warga RT 02 Kelurahan Rawa Badak Jakata Utara. Kelangkaan dan kenaikan harga air gerobakan itu terjadi akibat terputusnya aliran PAM.
·         Contoh Kasus Krisis air bersih di Pedesaan
Di Kampung Legok Pego di Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Warga disana kebanyakan menampung air hujan dari atap rumah ke dalam jeriken-jeriken plastik untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Menurut Kepala Dusun VI Desa Drawati Emen Suparman, kesulitan yang dihadapi warga kampung Legok Pego bukan hanya kelangkaan air. Infrastruktur yang buruk ditambah lokasi yang terpencil menyebabkan warga kesulitan mengakses sarana pendidikan dan kesehatan. Kepala Dusun menambahkan, dulu ada sembilan mata air yang terletak di perbukitan dan bisa mengalirkan air saat kemarau. Tapi sekarang, mata air itu berhenti mengalir. Warga yang membutuhkan air bersih harus berjalan kaki sejauh 3,5 kilo meter ke mata air terdekat. Sampai sekarang dinas sosial Kabupaten Bandung masih mencari cara menolong warga desa Drawati. Dua cuplikan peristiwa tadi menunjukkan krisis air atau ancaman kelangkaan air di Indonesia memang betul-betul ada.
Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa di antaranya seperti :
1.    Warna kekuningan akan muncul jika air tercemar chromium dan materi organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya cemaran besi. Sementara pengotor berupa lumpur akan memberi warna merah kecoklatan.
2.    Kekeruhan juga merupakan tanda bahwa air tanah telah tercemar oleh koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem). Lumpur, tanah liat dan berbagai mikroorganisme seperti plankton maupun partikel lainnya bisa menyebabkan air berubah menjadi keruh.
3.    Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Jika terasa pahit, pemicunya bisa berupa besi, alumunium, mangaan, sulfat maupun kapur dalam jumlah besar.
4.    Air tanah yang rasanya seperti air sabun menunjukkan adanya cemaran alkali. Sumbernya bisa berupa natrium bikarbonat, maupun bahan pencuci yang lain misalnya detergen.
5.    Sedangkan rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, sering terjadi di daerah sekitar muara sungai.
6.    Bau yang tercium dalam air tanah juga menunjukkan adanya pencemaran. Apapun baunya, itu sudah menunjukkan bahwa air tanah tidak layak untuk dikonsumsi.
Ciri-ciri air yang tidak tercemar adalah air yang memiliki susunan kimia normal ,Ciri fisiknya bening , bersih , dan tidak berbau ,Ciri ini tentu saja harus dibedakan dengan air-air yang kerap kita temui dan kita konsumsi setiap hari , misalnya sirup , air sop ,soft drink dsb. Kenyatannya ada juga air yang berwarna ,tapi sebenarnya tidak tercemar.Seperti bisa kita temui pada air sungai , ada sebagian air sungai berwarna coklat bukan berarti telah tercemar tetapi karena telah tercampur tanah yang tergerus seiring dengan aliran sungai .
2.3    Penyebab Terjadinya Krisis Air Bersih Di Indonesia
1.        Perilaku Masyarakat masih menganggap air sebagai benda Manusia sosial. sumber air baku (sungai), difungsikan berbagai macam kegiatan sehari-hari, termasuk digunakan untuk mandi, cuci dan pembuangan kotoran/sampah. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa air hanya urusan pemerintah atau PDAM saja, sehingga tidak tergerak untuk mengatasi masalah air minum secara bersama.
2.        Populasi pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia memberikanyang terus konsekuensi logis terhadap upaya-upaya pemenuhanbertambah kebutuhan hidupnya. Disatu sisi kebutuhan akan sumberdayadan sebaran air semakin meningkat pesat dan disisi lain kerusakan dan pencemaran sumberdaya air semakin meningkat pula sebagaipenduduk implikasi industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tidakyang tidak disertai dengan penyebaran yang merata sehinggamerata. menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar.
3.        Kerusakan penggundulan hutan merupakan penyebab utamaLingkungan kekeringan dan kelangkaan air bersih. Kawasan hutan yang selama ini menjadi daerah resapan air (catchment area) telah rusak karena penebangan liar. b. Global Warming Pemanasan global telah memicu peningkatan suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
4.        Pencemaran Air Sungai-sungai di Pulau Jawa umumnya berada pada kondisi memprihatinkan akibat pencemaran limbah industri dan limbah domestik. Padahal sebagian besar sungai itu merupakan sumber air bagi masyarakat, untuk keperluan mandi, cuci, serta sumber baku air minum olahan (PAM).
5.        Manajemen Pengelolaan Air yang Kurang Baik Kurangnya koordinasi antara institusi terkait kurangnya koordinasi antara institusi yang terlibat menyebabkan kegagalan program pembangunan Indonesia di sektor air. Anggaran yang tidak mencukupi Menurut Depkes, selama 30 tahun terakhir, anggaran yang dialokasikan untuk perbaikan sanitasi (termasuk penyediaan air bersih) hanya sekitar 820 juta dolar AS atau setara Rp 200 per orang per tahun. Padahal kebutuhannya mencapai Rp 470 per rupiah per tahun. Buruknya Kinerja PAM/PDAM Pada umumnya PDAM secara rata rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi harapan. Seperti tingkat pelayanan yang rendah (32%), kehilangan air tinggi (41%), konsumsi air yang rendah (14 m3/bulan/RT).

2.4    Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Krisis Air Bersih Di Indonesia
Penyakit yang paling privatisasi akan membuat akses sering menyerang masyarakat terhadap air menjadi saat krisis air bersih terbatas dan mahal. Karena seluruh melanda adalah diare, biaya pengelolaan dan perawatan Cholera, hepatitis, jaringan air dan sumber air lainnya Disentri, Malaria, bergantung semata pada pemakai Penyakit cacing. Ini dalam bentuk tarif. Sebenarnya bisa dikatakan dengan komersialisasi air, mereka sebagai penyakit endemis di Indonesia, yang memiliki uang paling banyaklah artinya terjadi terus- yang akan mendapat air paling menerus di semua banyak. Masyarakat miskin yang tidak daerah, baik di punya uang justru makin sulit perkotaan maupun di mendapat air sehingga banyak orang pedesaan. yang tidak mampu mendapat air sehat untuk minum.
2.5    Pencegahan Dan Penanggulangan Krisis Air Bersih Di Indonesia
Berdasarkan UU RI No.7 Th. 2004 Pasal 21 tentang konservasi sumber daya air,Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air Pengendalian pemanfaat sumber air, Pengisian air pada sumber pengaturan prasarana dan sarana sanitasi,Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air,Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu,Pengaturan daerah sepadan sumber air,Rehabilitasi hutan dan lahan, dan atau Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam. Hal-hal yang bisa kita lakukan:
1.        Membuat hutan kota dan taman-taman kota.
2.        Menata ulang tata kota agar berbasis ekologis.
3.        Membuat “rumah” untuk cacing tanah. dilakukan untuk menanggulangi kelangkaan air pada musim kemarau.
4.        Melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat dibutuhkan (kemarau) terutama untuk pemenuhan kebutuhan domestik.
5.        Pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga airnya bisa dimanfaatkan saat musim kemarau.
6.        Menjaga kelestarian sawah sebagai preservasi air.
7.        Memulai program penghijauan pada lahan kosong.
8.        Penggunaan teknologi Biogas guna mengurangi risiko polusi sungai dan sumber air oleh kegiatan peternakan.
9.        Mendaur ulang air limbah atau disebut juga Aqua Industrial Water Treatment.
10.    Menegakkan kegiatan tanam 1000 pohon (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air).
11.    Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan.
12.    Pengembangan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.
Dan kesemua itu musti dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang menikmati dan bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air






















BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Air adalah SDA yang penting untuk kelangsungan hidup makhluk hidup.
·      Penyebab terjadinya krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia antara lain karena: Perilaku manusia, populasi yang terus bertambah, kerusakan lingkungan, dan manejemen pengelolahan air yang kurang baik.
·      Dampak yang ditimbulkan akibat krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia adalah dampak di bidang kesehatan dan dampak di bidang ekonomi.
·      Pencegahan dan penanggulangan krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia antara lain dengan mengadakan kegiatan usaha konservasi air yang bertujuan untuk keseimbangan alam, penghematan energi serta konservasi habitat.

3.2     Saran
Untuk melestarikan Sumber Daya Air harus dengan adanya tindakan konservasi air seperti memelihara daerah resapan air dengan Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu serta rehabilitasi hutan, membuat hutan dan taman kota serta menata ulang kota seperti mengadakan penghijauan. Perlu adanya upaya seperti menata ulang sistem irigasi yang bisa dilakukan supaya potensi mata air tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh penduduk dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar